by Rini Wulandari, SE
[Lomba Blogger Unsyiah Library Fiesta-2017].
Saya menyebutnya begitu karena begitu homy dan nyaman. Unsyiah Library, Saya menyebutnya begitu, tentu bukan karena latah ke-Barat-baratan. Saya langsung merasakan tengah berada di perpustakaan pribadi. jauh berbeda dengan pengalaman mengunjungi pustaka biasa.
Apalagi ketika dikesempatan kunjungan yang terakhir kemarin, berkebetulan dengan acara final pemilihan Duta Baca,
jadi saya bisa langsung merasakan aura berbeda dari sebuah pustaka. Sehingga
pilihan tema Unsyiah Library Fiesta 2017, More Than Just a Library, benar
adanya.
Saya mencoba meng-upload hasil kunjungan tersebut dan men-share-nya kepada teman
lama, menjadi sebuah alasan daripada sekedar say hello tanpa
berita yang berbeda dari biasa. ini adalah sesuatu yang luar biasa!.
Putriku, Aisya Humaira (9 tahun) bahkan sangat menikmati kunjungan, wisata
pustakanya. Terutama library gift shop (LGS) yang memberinya
kenang-kenangan, karena saya membelikannya sebuah cinderamata hand made asli
buatan mahasiswa. Baginya bukan sebuah kebetulan karena bayangan perpustakaan
katanya berbeda dari yang ia ketahui. katanya ini bukan perpusatakaan, ini
sebuah Mall juga. Cool!
Tetapi kebiasaan mencintai buku memang sudah masuk dalam alam pikirannya,
sebuah rak lemari kecil di rumah kami, sengaja kami berikan untuk menyimpan
koleksi buku-buku cerita, komik dan bacaan ringan koleksinya. ia selalu
tunjukkan kepada semua teman bahwa lemari itu berisi koleksinya, siapapun
dibolehkannya membaca.
Ruangan lain yang tidak kalah membuatnya takjub adalah Korea Corner, ruang
berisi pernak-pernik dari Korea, beberapa benda mungil dan cantik menarik
perhatiannya. dalam rentang usianya, menikmati pustaka tidak hanya melulu
mencari buku, menikmati sisi lain yang berbeda membuat merasa di rumah sendiri.
Begitupun yang saya rasakan, meskipun koleksi di rumah juga tidak terbilang sedikit, namun perjuangan panjang mengumpulan sejak masa Sekolah Menengah membuat saya begitu mencintai koleksi buku-buku.
Setiap kali, selalu timbul keinginan untuk menambah koleksi, tentu saja setelah
cermat menyisihkan dana belanja dan kebutuhan operasional bulanan, baru sisanya
dengan kebijakan, mengesampingkan ego lainnya, menyisihkan sedikit sisa belanja
untuk membeli buku. lalu menikmatinya seperti menikmati citarasa sebuah obyek
kuliner, melahap setiap kata untuk mengenyangkan otak yang telah candu membaca.
Sehingga ketika kaki menjejak pustaka Unsyiah dan menemukan berbagai judul buku
yang lama dicari, saya merasa inilah pustaka pribadi yang lama saya cari.
Maka dimulailah petualangan wisata, bertambah satu item penting, Unsyiah
LIbrary, untungnya semua anggota keluarga adalah pecinta buku, (mungkin karena
aku membantunya membentuk tanpa sengaja). ketersediaan buku-buku di rak pustaka
rumah adalah sebuah keharusan, membiasakan membacakannya untuk anak-anak, agar
mereka begitu luas dunia melalui jutaan buku yang ada, itu sebuah cara
sederhana mengajak anak mencintai buku dan membaca.
Lain dari yang dulu
Membandingkan semasa kuliah tentu saja jauh berbeda, dulu pustaka adalah teman
setia mahasiswa. bahan-bahan penting harus digali dengan susah payah menjadi
sebuah referensi pendukung tugas kuliah dan tugas akhir-baca skripsi dengan
ditemani mesin ketik Brother setia.
Jauh berbeda dengan bayangan mahasiswa sekarang yang dimanjakan dengan begitu
banyak pilihan dari buku hard copy hingga buku soft copy alias E-book. maka
semestinya kenyamanan ala VIP itu harus dinikmati dengan benar.
Kini kita makin mandiri,
memilih buku, meminjam, mendalami, tentu saja mengamalkan segala yang penting
dan berguna. Membantu membentuk masa depan, membumikan mimpi-mimpi menjadi
kenyataan.
Unsyiah Library menjadi teman untuk semua, terutama saya, karena luas personal
library-ku bertambah dalam sekejap dengan ribuan buku baru. #riens
0 Comments